Category: molekul


pelepasan obat

Suatu sistem pengiriman obat yang dapat melacak obat – obatan secara kebetulan telah dikembangkan oleh para ilmuwan di Israel.

Sistem pengiriman obat mengirimkan medifikasi pada bagian khusus di tubuh dan mengendalikan tingkatan yang mereka lepaskan. Mereka mengatasi permasalahan umum yang berkaitan dengan perawatan obat – obatan tradisional seperti rendahnya daya larut atau efek samping yang tidak diinginkan.

Dengan hanya memahami bagaimana obat tersebut dilepaskan dari alat pengiriman sangatlah krusial dalam mendapatkan hasil yang bagus. ‘Bagaimanapun juga, sampai saat ini, proses ini hanya dapat dipelajari secara tidak langsung didalam organisme mahkluk hidup,’ kata Doron Shabat dari Universitas Tel-Aviv, Israel. ‘Karena perilaku sistem pengiriman obat sangatlah meluas, tergantung pada lingkungan di sekitar mereka, ini sangatlah penting untuk memelajari mereka pada lingkungan fungsional mereka yang sebenarnya,’ tambahnya.

Fluorescence dihidupkan sesaat obat tersebut meninggalkan alat pengiriman

Shabat dan koleganya mendesain pelaporan sistem pengiriman obat yang mengijinkan visualisasi dengan waktu yang sebenarnya dari proses pelepasan obat pada perlakuan non-serbuan dan mendemonstrasikan penggunaan in vitro. ‘Sebagai hasilnya, proses pelepasan obat tersebut dapat dicitrakan, untuk pertama kalinya, dengan waktu sebenarnya, didalam organisme mahkluk hidup,’ kata Shabat.

Sistem Shabat menghasilkan suatu sinyal fluorescent yang menggambarkan status molekul obat tersebut. Sementara molekul obat dikoneksikan pada alat pengiriman, sinyal fluorescent mati. Pada saat pelepasannya sinyal fluorescent hidup dan secepatnya dapat dideteksi dan dicitrakan.

Rui Moreira, seorang ahli sistem pengiriman obat (prodrugs) pada Universitas Lisbon, Portugal menyambut pekerjaan ini. ‘Aktifitasi pengawasan prodrug pada waktu sebenarnya memudahkan wawasan yang jauh lebih dekat pada kinetik di sistem keseluruhan sel tersebut. Dengan mengumpulkan aktifitas dan aktifisasi data pada serangkaian penelitian tunggal akan mempercepat desain prodrug yang lebih efektif,’ katanya.

Shabat mengatakan tugas selanjutnya akan berguna sebagai penghubung yang mana fluoresce pada panjang gelombang yang lebih lama untuk memonitor pelepasan obat in vivo.

Sarah Corcoran

Ayam Kampung

Produktivitas ayam buras yang optimum dapat dicapai pada kondisi thermoneutral zone, yaitu suhu
lingkungan yang nyaman. Suhu lingkungan yang nyaman bagi ayam buras belum diketahui, namun
diperkirakan berada pada kisaran suhu 18 hingga 25 °C. Ayam buras pada suhu lingkungan yang tinggi (25-
31 °C) menunjukkan penurunan produktivitas, yaitu produksi dan berat telur yang rendah, serta
pertumbuhan yang lambat. Demikian Gunalvan dan D.T.H. Sihombing dalam Wartazoa. Penurunan
produksi telur pada suhu lingkungan tinggi dapat mencapai 25% bila dibandingkan dengan yang dipelihara
pada suhu nyaman . Berat badan ayam buras umur 8 minggu juga berbeda, yaitu 257 g/ekor pada suhu
tinggi, sedangkan pada lingkungan nyaman dapat mencapai berat 427 g/ekor.
Penurunan produktivitas tersebut terutama disebabkan oleh penurunan jumlah konsumsi pakan, maupun
perubahan kondisi fisiologis ayam. Upaya meningkatkan produktivitas ayam buras di daerah suhu
lingkungan tinggi antara lain melalui seleksi dan perkawinan silang, manipulasi lingkungan mikro, perbaikan
tatalaksana pemeliharaan dan manipulasi pakan. Manipulasi kualitas pakan adalah metode yang paling
murah, mudah dilakukan dan umumnya bertujuan meningkatkan jumlah konsumsi zat gizi . Metode ini
berupa penambahan vitamin C, mineral phosphor atau pemberian sodium bikarbonat dalam ransum.
“Disarankan jumlah penambahan vitamin C sebanyak 200-600 mg/kg ransum pada fase produksi telur dan
sebanyak 100-200 mg/kg ransum pada fase pertumbuhan,” Gunalvan dan D.T.H. Sihombing menguatkan
bahwa produksi telur ayam kampung pun sangat berpotensi memenuhi kebutuhan telur, apalagi dengan
kelebihan telur ayam kampung dibanding telur ayam ras. Narasumber Infovet yang lain menyatakan, telur
ayam memang merupakan jenis makanan bergizi yang sangat populer dikalangan masyarakat yang
bermanfaat sebagai sumber protein hewani. Hampir semua jenis lapisan masyarakat dapat mengkonsumsi
jenis makanan ini sebagai sumber protein hewani. Hal ini disebabkan telur merupakan salah satu bentuk
makanan yang mudah diperoleh dan mudah pula cara pengolahannya.
Kata narasumber itu, telur menjadi jenis bahan makanan yang selalu dibutuhkan dan dikonsumsi secara
luas oleh masyarakat. Pada gilirannya kebutuhan telur juga akan terus meningkat. Telur dihasilkan oleh
jenis hewan unggas antara lain ayam, bebek, angsa, dan jenis unggas lainnya. Ayam merupakan jenis
unggas yang paling populer dan paling banyak dikenal orang. Selain itu ayam juga termasuk hewan yang
mudah diternakkan dengan modal yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan hewan besar lainnya seperti
sapi, kerbau dan kambing. Produk ayam (telur dan daging) dan limbahnya diperlukan manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Telur dan daging ayam yang diperlukan oleh ratusan juta manusia di dunia ini
mengakibatkan tumbuhnya peternakan ayam skala kecil, menengah dan industri ayam modern hampir
diseluruh dunia berkembang pesat.
Di samping semakin pentingnya peranan telur ayam ras dalam struktur konsumsi telur, telur ayam ras
memiliki sifat permintaan yang income estic demand, bila pendapatan meningkat, maka konsumsi telur juga
meningkat. Di masa yang akan datang, pendapatan per kapita per tahun akan meningkat terutama pada
negara-negara yang saat ini negara yang berkembang dan sedang berkembang.
Dengan demikian konsumsi telur juga diperkirakan akan meningkat. Dengan memanfaatkan data proyeksi
penduduk tiap tahun dan proyeksi konsumsi telur per kapita pada tahun yang sama, maka diperkirakan
konsumsi telur pada tahun tersebut mencapai harapan. Sementara itu, bila dilihat kecenderungan produksi
telur ayam ras yang meningkat sebesar per tahun maka peluang pasar telur ayam pada tahun berikutnya
akan terus meningkat. Peluang pasar ini diisi oleh telur ayam buras dan telur itik yang pangsanya masingmasing
15% dan selebihnya merupakan peluang pasar telur ayam ras. Peluang pasar ini belum termasuk
pasar ekspor, baik dalam bentuk telur segar maupun powder. Tentu saja jangan lupakan ayam kampung di
sini.
Akhirnya narasumber Infovet menyatakan, secara ekonomi pengembangan pengusahaan ternak ayam ras
petelur di Indonesia memiliki prospek bisnis menguntungkan, karena permintaan selalu bertambah. Hal
tersebut dapat berlangsung bila kondisi perekonomian berjalan normal. Lain halnya bila secara makro
terjadi perubahan-perubahan secara ekonomi yang membuat berubahnya pasar yang pada gilirannya akan
mempengaruhi permodalan, produksi dan pemasaran hasil ternak. Di sini sekali lagi, jangan hanya ayam
ras, ingatlah ayam kampung. Dengan kepedulian dan pengembangan teknologi seperti diungkap di awal
tulisan ini maka niscaya semua bukan hanya sebatas mimpi.

pupuk organik

Hampir semua tempat di kota-kota besar di Indanesia bermasalah dengan sampah. Setidaknya kita mudah menjumpai sampah sayuran, botol-botol plastic, hingga limbah yang mengambang di aliran sungai atau terserak di pinggiran jalan. Namun, sebagian warga kota yang melihat hal itu nyatanya hanya bisa bersikap acuh. Akibatnya, sampah tersebut berdampak buruk bagi masyarakat itu sendiri.

Banyaknya sampah yang terus bertambah tentu saja mebuat tempat pembuangan akhir  (TPA) cepat penuh. Dengan demikian, pemerintah kota setempat pun harus mencari lokasi lain untuk pembuangan sampah dan pasti menimbulkan kontrdiksi dari warga sekitar yang tinggal di lokasi terpilih. Umumnya, warga tidak bersedia daerahnya dijadikan tempat pembuangan sampah.

Walaupun upaya penangggulanan sampah secara desentralisasi memng sudah banyak dilakukan, bagi mereka yang menetap di permukiman sempit, upaya-upaya tersebut tetap saja sulit dilakukan. Akhirnya, warga hanya pasrah setiap harinya mencium aroma tidak sedap yang berasal dari sampah dan kerumunanlalat-lalat hijau yang membawa bibit penyakit.

Salah satu tekhnik khusus yang bisa diterapkan untuk membantu penanggulangan sampah, terutama sampah organic, yaitu dengan menggunakan komposter. Model pengomposan ini diharapkan mampu menjadi alternative pengolahan sampah untuk warga masyarakat yang tinggal di lingkungan permukiman sempit, terutama di kota-kota besar.

Pengomposan dengan menggunakan komposter ini besa dilakukan di dalam ruangan atau di luar ruangan rumah. Dengan ramuan bioaktivator, aroma sampah pun bisa hilang seketika. Selain itu, air lindi yang dihasilkan juga bisa digunakan sebagai pupuk kompos cair yang bermanffat bagi tanama, baik untuk tanaman hias, sayuran, maupun tanaman buah.

Effective Microorganism (EM)

Banyak ahli yang berpendapat bahwa EM bukan digolongkan dalam pupuk. EM merupakan bahan yangmembantu mempercepat proses pembuetan pupuk organic dan meningkatkan kualitasnya. Selain itu, EM juga bermanfaat memperbaiki struktur dan tekstur tanah menjadi lebih baik, serta menyuplai unsure hara yang dibutuhkan tanaman. Dengan demikian, penggunaan EM akan membuat tanaman menjadi lebih subur, sehat, dan relative tahan terhadap serangan hama dan penyakit.

Berikut ini beberapa manfaat EM bagi tanaman dan tanah.

  1. Menghambat pertumbuhan hama dan penyakit tanaman dalam tanah.
  2. Membantu meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman.
  3. Membantu proses peyerapan dan penyaluran unsure hara dari akar ke daun.
  4. Meningkatkan kualitas bahan organic sebagai pupuk.
  5. Meningkatkan kualitas pertumbuhan vegetative dan generative tanaman.

Mikroorganisme yang terdapat di dalamnya secara genetika bersifat asli bukan rekayasa. Umumnya, EM dapat dibuat sendiri dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat.

Ada pun cara pembuatan EM sebagai berikut.

  1. Bahan-nahan

–          Susu sapi atau susu kambing murni sebanyak 2 (dua)  liter.

–          Usus (ayam/kambing) secukupnya.

–          Terasi ½ kg (terbuat dari kepala atau kulit udang, kepala ikan).

–          1 kg gula pasir (perasan tebu).

–          1 kg bekatul.

–          Satu buah nanas.

–          10 liter air bersih.

  1. Alalt-alat yang Diperlukan

–          Panci.

–          Kompor.

–          Blender atau parutan untuk menghaluskan nanas.

  1. Cara  Pembuatan

–          Menghaluskan nanas dengan blender.

Setelah itu, campukan terasi, bekatul, gula pasir, dan air bersih di dalam panci. Masak hingga mendidih, lalu hasil adonanya didingnkan.

–          Tambahkan susu dan usus ayam, kambing, atau sapi, aduk hingga tercampur rata.

–          Tutuplah rapat-rapat adonan tersebut selama 12 jam atau satu hari.

–          Jika sudah jadi, adonan menjadi kental atau lengket. Perlu diperhatikan susu yang digunakan jangan susu yang telah basi karena kemampuan bakteri di dalamnya sudah berkurang. Sementara itu, kegunaan nanas adalah untuk menghilangkan bau dari hasil proses bakteri.

–          Pembuatan EM dianggap berhasil jika muncul gelembung-gelembung di permukaan bahan.

Membuat Pupuk Kompos  Cair  dari Limbah Rumah Tangga

  1. Peralatan yang Dibutuhkan

Untuk membuat pupuk cair dibutuhkan alat atau wadah yang sering disebut dengan komposter. Biasanya terbuat dari tong sampah plastic atau kotak semen yang dimodifikasi dan diletakkan di dalam ataupun di luar ruangan. Komposter dengan bantuan activator kompos mampu mengubah sampah sisa rumah tangga menjadi kompos hanya dalam waktu 10-12 hari. Khusus untuk pembuatan pupuk  cair dari limbah organic rumah tangga ini perlu digunakan bioaktivator atau boisca. Fungsi boisca memang sama dengan activator lainnya, tetepi lebih praktis dalam aplikasinya. (Boisca merupakan salah satu bioaktivator yang bisa digunakan untuk mempercepat proses pengomposan).

Dengan instalasi udara di dalamnya, komposter membantu proses pengomposan aerob dengan baik dan mempercepat proses penguraiansampah. Selain itu, komposter juga mampu menjaga kelembaban dan temperatur, sehingga bakteri dan jasad renik dapat bekerja mengurai bahan organic secara optimal. Komposter juga memungkinkan aliran lindi (air sampah) terpisah dari material padat dan akan menguntungkan bagi pembuatan pupuk cair.

Berikut ini langkah-langkah membuat komposter untuk skala rumah tangga.

  1. Alat dan Bahan
    1. Tong pastik bekas ukuran 20 liter, 1 buah
    2. Pipa paralon ukuran panjang 13 cm, diameter 1 inch, 2 buah
    3. Pipa paralon ukuran panjang 10 cm, diameter  1 inch, 1 buah
    4. Pipa paralon ukuran panjang  9 cm berdiameter 1 inch, 1 buah
    5. Sambungan pipa berbentuk  T , 2 buah
    6. Sambungan pipa berbentuk L, 1 buah
    7. Kran plastic, 1 buah
    8. Alat bor
    9. Meteran

10. Kasa plastic

  1. Cara Membuat
    1. Buat dua lubang udara di sisi kanan dan kiri tong dengan menggunakan bor. Diameter lubang harus sama dengan diameter pipa paralon.
    2. Buat lubang lagi di sisi lain tong, posisi lubang ketiga ini harus lebih rendah daripadalubang sebelumnya  atau sekitar 10 cm dari dasr tong.
    3. Setelah itu, buat lubang-lubang kecil di badan pipa paralon 10 cm. lalu bungkus badan pipa yang berlubang tersebut dengan kasa plastic hingga tertutup rapi.
    4. Selanjutnya instalasi udara untuk komposter dapat dirangkai, dimulai dari memasang kedua pipa paralon 13 cm, masing-masing pada lubang kanan dan kiri. Kedua pipa dimasukkan dari arah dalam ke luar. Pipa didorong dari dalam hingga keluar sekitar 3 cm dari lubang dan sisanya sekitar 10 cm berada didalam tong.
    5. Kedua ujung pipa yang mencuat keluar 3 cm tersebut kemudian dituutp dengan kasa plastic. Potong kasa plastic berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar 1 cm lebih panjang dari diameter pipa.. beri lem PVC di sekitar ujung pipa, lalu tempelkan kasa, atur hingga tertutup rapi.
    6. Selanjutnya kedua pipa 13 cm tadi disambung dengan sambungan pipa berbentuk T.
    7. Dari kaki sambungan T tersebut dirangkaikan dengan pipa paralon 10 cm.
    8. Kemudian pasang sambungan pipa L pada bagian ujung bawah pipa paralon 10 cm. sambungan pipa L dipasang dengan arah kakinya mengarah ke lubang yang akan dipasangi kran (lubang ketiga)
    9. Pasng kran plastic pada lubang ketiga tersebut.

10. Terakhir, masukkan pipa paralon 9 cm untuk menyambungkan antara lubang kran plastic dengan pipa L.

Catatan :

“ Komposter ini memang dirancang dengan bentuk yang prktis untuk diletakkan di dalam ruangan. Namun, bau yang tidak sedap dari gas metan yang dihasilkan selama proses pembusukan bisa mengganggu kenyamanan lingkungan di dalam ruangan atau rumah. Oleh karena itu, sebaiknya dari kedua lubang udara komposter disambungkan lagi dengan pipa paralon yang dipasang kea rah luar ruangan, sehingga bau tersebut bisa langsung dilepas ke udara bebas. ”

  1. Teknik Pembuatannya

Pada dasrnya, sampah tidak hanya bisa dibuat menjadi kompos atau pupuk padat, tetapi bisa juga dibuat sebagai pupuk cair. Pupuk cair mempunyai banyak manfaat. Selain berfungsi sebagai pupuk , pupuk cair juga bisa menjadi activator untuk membuat kompos.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, alat yang dibutuhkan untuk membuat pupuk cair adalah komposter. Komposter ini bertujuan untuk mengolah semua jenis limbah organic rumah tangga menjadi bermanfaat. Jadi, semua sampah yang tergolong organic bisa diolah oleh komposter ini.

Ukuran komposter dapat disesuaiakan dengan skala limbah. Untuk skala limbah keluarga kecil dapat menggunakan komposter berukuran 20-60 liter. Sementara itu, untuk skala besar seperti limbah rumah makan atau rumah sakit bisa menggunakan komposter yang berukuran 60 liter lebih. Komposter berfungsi dalam mengalirkan udara (aerasi), memelihara kelembaban, serta temperetur, sehingga bakteri dan jasad renik dapat mengurai bahan organic secara optimal. Di samping itu, komposter memungkinkan aliran lindi terpisah dari material padat dan membentuknya menjadi pupuk cair.

Berikut ini langkah-langkah pengomposan dengan menggunakan komposter:

  1. Pilih sampah organic seperti sisa makanan, sisa sayuran, kulit buah, sisa ikan, dan daging agar terpisah dari sampah.  Sampah berupa plastic, kardus bekas minyak, oli, beling, dan air sabun harus di pisahkan agar prosesnya berjalan dengan cepat.
  2. Sampah yang berukuran besar seperti  batang tanaman, sayur, atau kulit buah yang keras sebaiknya dirajang terlebih dahulu agar pembusukannya sempurna. Selain itu, volume sampah yang tertampung juga semakin banyak.
  3. Siapkan cairan bioaktivator boisca. Bioaktivator ini berfungsi  untuk membantu mempercepat proses pembusukan. Tata cara penggunaanya sebagai berikut :

–          Siapkan sprayer ukuran 1 liter.

–          Isi sprayer dengan air. Sebaiknya gunakan air sumur, karena tidak mengandung kaporit. Namun, jika ingin memakai air PAM, air tersebut harus diendapkan terlebih dahulu selama satu malam. Tujuanya agar kaporitnya menguap. Pasalnya, kaporit di dalam air bisa mematikan mikroba yang ada di dalam boisca.

–          Tambahkan boisca ke dalam sprayer dengan perbandingan 1 liter air ditambah dengan 1-2 tutup botol boisca.

–          Kocok – kocok sampai merata. Setelah itu, cairan siap digunakan.

  1. Setelah sampahnya terkumpul dan di rajang, masukkan seluruhnya ke dalam komposter, lalu semprotkan boisca hingga merata ke seluruh sampah dan tutup rapat komposter.
  2. Pada awal pemakaian, komposter baru bisa menghasilkan lindi atau kompos cair setelah dua minggu. Selanjutnya, pemanenan lindi dapat dilakukan setiap 1-2 hari sekali.

Tips Pengomposan

Selain nerguna sebagai bioaktivator, boisca juga berfungsi untuk mengurangi bau busuk yang dikeluarkan selama proses pengomposan. Oleh karena itu, harus dipastikan bahwa sampah yang dimasukkan ke dalam komposter sudah tercampur merata dengan boisca. Namun, kadang-kadang sampah yang kita masukkan sudah terisi oleh telur lalat. Jadi, ketika dimasukkan ke dalam komposter telur-telur tersebut akan menetas menjadi belatung. Karena itu, untuk mencegah keluarnya belatung dari dalam komposter selama proses pembusukkan, olesi sabun colek di pinggiran atas komposter bagian dalam.

Pada awal pemakaian komposter, lindi baru bisa dipanen setelah dua minggu. Namun, sebenarnya proses pengomposan bisa dipercepat dengan menabahkan campuran air beras, gula merah, dan boisca ke dalam sampah. Ramuan tersebut bisa membantu pemanenan seminggu lebih cepat.

Pengambilan lindi (kompos cair) sebaiknya hanya sebatas kran. Sementara itu, lindi yang tertampung di bawah kran ke bawah tidak diambil karena banyak mengandung mikroba yang sangat membantu pembusukan sampah. Jika pengomposan awal sudah dilakukan, selanjutnya sampah bisa dimasukkan setiap hari. Namun yang terpenting adalah setiap memasukkan sampah baru harus dipastikan bioaktivatornya sudah tercampur merata.

  1. Aplikasi Pupuk Cair

Lindi yang baru dipanen sebaiknya jangan langsung digunakan. Tambahkan boisca sebanyak 1 tutup botol boisca untuk 1-2 liter lindi lalu diamkan selama 2-3 hari agar bakteri yang berada di dalamnya bisa berkembang dengan cepat. Setelah itu, lindi baru bisa diberikan ke tanaman. Lindi yang sudah ditambahkan boisca dapt disimpan 1-2 bulan.

Berikut ini cara pengaplikasian lindi ke tanaman.

  1. Campurkan lindi dengan air.

Perbandinganya adalah 1 : 5, yakni satu tutup botol lindi dengan lima botol air. Sebaiknya, ukuran botol air disamakan dengan ukuran botol penampung lindi. Jadi, jika lindi ditampung dalam botol berukuran 1500 ml, air pun ditakar dengan menggunakan botol berukuran 1500 ml.

  1. Larutan tadi kemudian disiramkan pada tanaman, baik sayuran, tanaman buah, dan tanaman hias. Pemupukan dapat dilakukan seminggu sekali.
  2. Larutan juga dapat disimpan apabila dalam satu kali pemakaian masih tersisa. Namun, dari pengalaman penulis, larutan pupuk cair ini biasanya habis terpakai dalam stu kalipemakaian.
  3. Campuran 10 liter lindi : 50 liter air cukup untuk satu kali pemakaian pada demplot sayuran ukuran 10 x 10 meter.

acfta

Each of the ten ASEAN Member States agrees to recognise China as a full
market economy and shall not apply, from the date of the signature of this
Agreement, Sections 15 and 16 of the Protocol of Accession of the People’s
Republic of China to the WTO and Paragraph 242 of the Report of the
Working Party on the Accession of China to WTO in relation to the trade
between China and each of the ten ASEAN Member States.

new word

if you see in the night can have

Hello world!

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!